Selamat datang di blog portofolio, jurnal, dan catatan harian AzzamArifin.web.id

Fokus Saat Berkendara!

Tradisi berkunjung ke rumah kerabat pada hari lebaran mengakibatkan jalan raya menjadi lebih padat. Seperti yang baru saja kulihat. Pada lebaran hari kedua ini, jalan raya Tulungagung-Blitar yang biasanya cukup lengang berubah menjadi padat. Mobil-mobil pribadi seperti berdesakan. Sedangkan motor-motor yang kebanyakan dikendarai orang berbaju batik dan berkopyah mencoba mengambil celah-celah kecil diantara mobil itu. Suara klakson menderu bergantian, menandakan mereka ingin buru-buru. Tapi itu sia-sia. Dari arah berlawananpun mobil juga berderet-deret, menggugurkan niat mereka yang ingin menyalip buru-buru. Kami harus bersabar. Itu pedoman keselamatan yang wajib kami pegang.

Mendadak saya merasa percaya diri dengan situasi ini. Saya mencoba membandingkan kemacetan ini dengan lalu lintas kota Malang yang tiga bulan ini kuakrabi. Di Malang, terutama wilayah kota, lalu lintas padat adalah pemandangan harian. Itulah yang memaksa pengguna kendaraan di Malang harus punya skill berkendara yang baik. Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, saya menilai warga Malang umumnya memiliki skill berkendara yang lebih baik dibanding kota kelahiran saya maupun tetangganya, Blitar. Kalau disini, mereka berani, tapi terarah. Berkendara di Malang tanpa keberanian, menurut saya akan menyusahkan pengguna jalan yang lain. Tapi berani saja tidak cukup, perlu kejelian dalam mengambil keputusan, seperti menyalip atau mengambil celah diantara mobil-mobil besar. Saya masih teringat betapa kagetnya saya ketika melihat lampu merah belum menyala hijau, orang-orang sudah bergerak maju secara perlahan. Dan ini seperti menjadi kesepakatan bersama. Seolah sudah saling memahami, pengendara dari arah lain harus benar-benar hati-hati saat traffic light menyala lampu kuning. Yah, mungkin itu makna tertib berlalu lintas bagi mereka.


Kalau di Tulungagung, suasana jalan yang cukup lengang kadang memaksa saya harus ekstra hati-hati. Kadang-kadang saya bersua dengan pengendara yang kurang konsentrasi, ada juga yang blayakan menyeberang jalan tanpa aturan. Membandingkan situasi di Tulungagung dan Malang, saya sempat berasumsi bahwa yang lebih utama menyebabkan kecelakaan itu bukanlah padatnya jumlah kendaraan, melainkan tingkat konsentrasi pengendaranya. Konsentrasi akan menuntun seseorang kapan harus tancap gas dan kapan harus bergerak pelan, kapan harus bersabar dan kapan harus segera menyeberang, kapan menunggu kendaraan di belakang untuk menyalip dulu dan kapan segera merapat ke tengah untuk belok kanan. Fokus saat berkendara! Itulah yang utama.

0 Komentar