Selamat datang di blog portofolio, jurnal, dan catatan harian AzzamArifin.web.id

Mengelola Keuangan

Seperti kebanyakan orang, sudah cukup lama Aku mengakrabi mbah google. Baik untuk keperluan tugas kuliah, mengajar, atau sekedar iseng. Awalnya semua itu seperti biasa-biasa saja. Hingga hari ini Aku sadar, bahwa kata kunci yang diketik kotak pencarian google itu merupakan representasi dari apa yang sedang orang pikirkan, harapkan, galaukan, dan sebagainya. Dan sekarang, entahlah, Aku tersesat pada artikel tentang mengelola keuangan.

Akupun menyadari bahwa pilihan ini tak lepas dari peristiwa penting yang akan aku jalani: menikah. Sekitar tiga minggu lagi, momen itu terlaksana. Tapi bak bayi baru lahir yang belajar berjalan, aku merasa menjadi anak muda yang belum mampu mengelola keuangan keluarga. Semasa sekolah atau kuliah, Aku terlampau cuek dengan persoalan keuangan. Tak ada uang bukan masalah besar bagiku. Masih teringat jelas betapa santainya aku saat sering menunggak SPP bulanan karena Bapak belum punya uang. Atau mengakrabi HP butut saat dunia menawarkan android, lagi-lagi karena tak punya uang.

Tapi semenjak diterima jadi pengajar yang berdampak pada bertambahnya pemasukanku, aku mulai menyadari sudah saatnya masalah keuangan itu perlu dipikirkan. Ini demi masa depanku sendiri. Toh, aku tak lagi bergantung pada orang tuaku. Aku sudah punya pemasukan sendiri yang harus dimanage sedemikian rupa sehingga kelak keluargaku tak merasakan kesulitan karena ketidakmampuanku mengelola keuangan.

Artikel yang kudapat dari googling itu berisi tips-tips mengelola keuangan dengan gaji kecil. Bagiku tulisannya menarik, karena mengajak pembacanya menyesuaikan pengeluaran dengan budget yang dimiliki. Jadi bukan menuruti keinginan, gaya hidup atau apalah. Cocok dengan kehidupanku selama ini.

Dari artikel itu kusimpulkan bahwa besaran penentuan prosentase pengeluaran diupayakan seefisien mungkin, tapi tidak sampai mengganggu perkembangan berpikir kita. Saya cukup tercengang ketika melihat pos-pos dipilih untuk diprioritaskan, yakni makan, transport, pulsa, tabungan. Tapi benar juga. Untuk makan sudah jelas. Untuk transport demikian halnya. Sedangkan pulsa? Pulsa lebih dikaitkan dengan keharusan saya menjalin relasi baru. Sedangkan tabungan disiapkan untuk kebutuhan mendesak yang tidak direncanakan, sekaligus untuk modal usaha lain/investasi.

Persoalan mengelola keuangan dan banyak hal lain, sejujurnya menjadikan saya kurang percaya diri menghadapi pernikahan. Tapi bagaimanapun juga, hidup bukan hanya tentang saya, bagaimana saya, dimana saya. Hidup butuh keseimbangan. Saya yakin keberanianku menghadapi liku-liku hidup berumah tangga akan bejalan beriringan dengan kesuksesan dan kebahagiaan hidupku.


Bendiljati Wetan, 22 Juli 2015

0 Komentar