Hari Minggu kemarin, rumah pak Kamituwo Watutumpeng yang dulu pernah saya “nunuti” melangsungkan hajatan. Ia menikahkan anaknya yang ketiga, namanya Joko. Sebenarnya kabar pernikahan ini sudah saya dengar saat numpang di rumah ini dulu. Waktu itu, mereka merencanakan acara pernikahan pada awal tahun ini. Acara lamaran pun juga berlangsung sudah lama, sekitar awal 2015. Namun mungkin karena kesepakatan keluarga, acara ini dilaksanakan kemarin lusa.
Bagi saya, datang ke acara ini wajib hukumnya. Bagaimana tidak, beliau adalah tokoh masyarakat tempat saya bekerja. Belum lagi pas acara pernikahan saya lalu, beliau rela jauh-jauh datang ke rumah bersama istri. Sayangnya, waktu itu saya masih di rumah mertua untuk persiapan acara ngunduh manten, sehingga saya urung menemui beliau.
Acara ini juga menjadi kesempatan saya untuk mengajak orang tua mengunjungi SD tempatku mengajar. Ini sudah saya tunggu-tunggu sejak dulu. Namun saat kuutarakan rencana ini, hanya emak yang bisa ikut, karena bapak harus menghadiri acara serupa di rumah tetangga. Mertua juga sedang ada kesibukan lain. Ahh, bulan Dzulhijjah memang musimnnya orang nikah. Namun tak apa, paling tidak salah satu dari mereka bisa mengikuti rencana saya ini.
Saya, istri, dan emak berangkat dari rumah pukul 9 lebih. Perjalanan memakan waktu 3 jam, saya sampai di rumah pak Kamituwo pukul 12 tepat. Disana, saya dijamu layaknya tamu pada umumnya. Saya juga memperkenalkan emak kepada beliau dan istrinya. Karena meski dulu pernah ketemu, mungkin sudah lupa. Niat mengajak emak mengunjungi SD juga batal, karena jalan menuju SD ditutup total karena acara ini. Tapi tak apa, dari rumah beliau, SD ku sudah terlihat jelas, karena jaraknya kurang dari 100 meter.
Alhamdulilah, karena acara ini niat saya mengajak orang tua, meskipun tak lengkap, dapat terlaksana.
Kepanjen, 27 September 2016
0 Komentar